Rabu, 28 April 2010

BENTENGI DIRI DARI DERASNYA ARUS GLOBALISASI


Saya benar-benar dibuat kaget lagi oleh acara berita tadi sore (sekitar jam 4 sore, 21 Maret 2010) yaitu acara John Pantau di trans tv. Acara tersebut ternyata menyingkap dan membongkar praktek prostitusi yang dilakukan oleh para pekerja sex wanita, namun yang lebih mengagetkan ternyata pekerta sexnya adalah anak sekolahan, yaitu para wanita ABG yang masih bersekolah di bangku SMP. Kusangka kabar-kabar seputar pelacur ABG tersebut yang selama ini kudengar cuma kabar burung yang tidak bisa dipertanggungjawabkan, tapi ternyata faktanya memang ada (benar-benar gila kali ya para PSK itu, masih remaja saja kok kelakuannya sudah keluar batas!). di acara tersebut John pantau mewawancarai dua PSK ABG yang ternyata masih berstatus siswa sekolah menengah pertama/SMP.

Saat diwawancarai, dua PSK tersebut mengaku bahwa mereka melakukan perbuatan asusila tersebut (menjadi penjaja sex) tanpa paksaan dari siapapun alias lantaran mereka melakukannya demi lembaran-lembaran uang yang bisa mereka manfaatkan untuk shopping dan memperbanyak uang saku. Selain itu, dua PSK ABG itu juga mengaku bahwa tindakan asusila (menjajakan diri) itu tidak hanya mereka sendiri yang melakukannya, tetapi teman-teman mereka pun ikut pula menjalankan profesi asusila tersebut, sehingga seluruh teman mereka dalam satu geng pun yang semuanya berjumlah lima orang sama-sama berprofesi sebagai penjaja sex/Pekerja Sex Komersial.

Secara pribadi saya benar-benar shok ketika menonton langsung acara tersebut. Waduh dunia semakin tua semakin edan rupanya, masa anak-anak ABG yang baru duduk di bangku SMP sudah mengenal sex, eh bukan sekedar mengenal malah sudah terjun langsung praktek kegiatan sexual (otomatis di usia dini tersebut mereka sudah mengenal alat-alat pengaman hubungan sexual seperti yang sudah mereka beberkan, bahkan diantara mereka ada yang mengaku sudah melayani lebih dari sepuluh (atau 15) tamu lelaki hidung belang yang berbeda-beda sebagai konsumen mereka). Soalnya zaman saya dahulu, masa SMP itu masih masanya bermain dan belajar, bahkan semasa SMP dulu materi lagu-lagu yang saya dengarkan juga tidak aneh-aneh, tidak ada hubungannya dengan percintaan yang norak abis, tapi lagunya anak-anak seperti Joshua, trio kwek-kwek dll. (hehehe tidak kenal malah dengan lirik-rilik norak yang memancing birahi).

Anehnya mereka (para PSK ABG itu) tidak merasa takut menderita penyakit menular sexual. Hanya dengan menyediakan pengaman, mereka mengaku tidak takut tertular PMS (penyakit melular sexual, seperti AIDS/CERVIC CANCER/RAJA SINGA/DLL). Memang nekat tuch rupanya mereka, tapi apa ya sebenarnya tujuan mereka menjajakan diri sebagai penjual sex? Apakah hanya karena ingin berlembar-lembar uang ratusan atau jutaan saja atau mereka malah menikamati profesi mereka?

Semakin parah rupanya generasi bangsa ini, bayangkan berapa lama lagi kerapuhan yang diderita bangsa ini menunggu kebobrokannya? Akhirnya semakin rusak masa depan negara kita jika negara ini dihuni oleh pemuda-pemudi yang rusak moralnya. Jika faktanya banyak ABG usia SMP saja sudah berbuat semesum itu (menjadi pelaku pornoaksi/PSK), lalu berapa persen generasi muda bangsa yang bermoral, memiliki kesadaran moralitas, etika, patriotisme, dan spiritualisme? Jika kondisi ini berlangsung terus menerus, rupanya negara ini tinggal menunggu waktu runtuhnya saja, karena kerusakan moral dan etika, maka runtuhlah semangat patriotisme, semangat nasionalisme, dan keberagamaan.

Jika dalam suatu komunitas, moral, etika, dan agamanya telah rusak, maka tidak aneh jika imbasnya adalah akan semakin banyak pula prosentase manusia yang sakit psikologisnya akibat ulah orang-orang di sekitarnya, dan yang paling jelas adalah akan semakin meningkatnya angka kriminalitas di dalam komunitas tersebut. Jika komunitas tersebut meluas sampai meliputi seluruh bagian suatu negara, maka bisa dibayangkan betapa bobroknya dan rapuhnya negara tersebut! Negara itu tidak lagi memiliki generasi yang tinggi moral, etika, dan spiritualismenya. Padahal negara membutuhkan generasi muda penerus yang berjiwa patriotis, bermoral tinggi, beretika luhur, dan berkesadaran spiritual yang tinggi pula, yang akan membangun dan melanjutkan serta mengisi pembangunan bangsa dan negara menuju masyarakat madani, masyarakat baldatun toyibatun warrabbulghofur. Lalu bagaimana generasi emas itu akan lahir? Jika dalam suatu negara, masyarakatnya mengalami kerusakan moral, etika, dan agama???

Miris hati ini menyaksikan kasus para remaja wanita belia yang berprofesi ganda, sebagai pelajar sekaligus pekerja seks komersial! Begitukah cermin kehidupan para wanita di kota-kota besar di negara ini? Padahal nasib bangsa ini DITENTUKAN oleh kaum wanitanya, hampir sebagian besar dipengaruhi dan tergantung dari kaum wanitanya. Jika para wanita mudanya seperti itu (berprofesi sekeji itu sebagai penjaja seks) lalu generasi yang bagaimana yang akan dilahirkan dari rahim mereka? Manusia-manusia seperti apa yang akan tumbuh dan berkembang dari asuhan wanita seperti itu?

Kaum lelaki pun bekerja dan mencari nafkah untuk siapa lagi jika bukan untuk menghidupi keluarganya, isteri dan anaknya. Untuk siapa lagi kerja kerasnya jika ia kehilangan mereka isteri dan anaknya, niscaya hidupnya akan terasa hampa.

Karena besarnya peran wanita, maka sebuah jargon menyebutkan bahwa kaum wanita adalah tiangnya negara. Jika wanitanya baik, maka baiklah suatu negara, namun jika wanitanya bejat maka bejatlah suatu negara. Jika di negara kita banyak ditemukan kasus korupsi, kriminal, asusila, dll, maka, yang sekarang wajib dipertanyakan adalah apa sebenarnya yang telah terjadi pada kaum wanitanya? Untuk siapa sebenarnya seorang pria, pejabat misalnya, korupsi, merampok, atau mencuri uang negara? Siapa yang mendorong mereka berbuat sekeji itu? Jika, isteri-isteri mereka adalah wanita yang baik-baik, qona’ah, mensyukuri berapapun nafkah pemberian suaminya, tidak banyak menuntut, tidak boros, tidak rakus dan serakah, tidak silau kemewahan, apakah suaminya harus korupsi juga???? Tentu tidak akan dan tidak perlu.

Lalu bagaimana dengan kasus perkosaan, bagaimana bisa lelaki jalang memperkosa wanita? Jika wanitanya berpenampilan santun dan sopan, menjaga dan menutup auratnya dengan rapat, berjilbab dengan sempurna apalagi bercadar, lalu apa bisa wanita seperti itu diperkosa? Tidak mungkin terjadi. Lain jika wanitanya mempertontonkan pornografi dan pornoaksi dengan pakaian jahiliyah yang mini (hot pants/mini skirt) dan memancing syahwat, jika ia akhirnya diperkosa, ya wajar karena ia sendiri yang memancing nafsu laki-laki dan mungkin malah menginginkannya, sehingga kemudian bergejolak nafsu lelaki yang berpenyakit di hatinya, dan terjadilah perkosaan maupun perzinaan.

Lalu mengapa wanita-wanita itu berpornoaksi dan pornografi? Sudah pasti karena ibu-ibu mereka tidak mengajak dan tidak mengajarkan mereka untuk menjaga aurat dan berperilaku santun serta sopan seperti yang diperintahkan syariat Islam. Dan dari hasil penelitian, kebanyakan anak gadis yang hamil di luar nikah, memiliki ibu dengan sejarah yang sama, sama-sama hamil sebelum nikah. Jadi, jelas bahwa kerusakan anak-anak dalam keluarga itu disebabkan oleh gagalnya ibu-ibu mereka dalam pengasuhan. Wanita-wanita itu tidak mampu mengasuh dan mendidik anaknya dengan baik, serta tidak mampu memberi bimbingan moral, intelektual, dan spiritual/agama.

Lalu mengapa ibu-ibu mereka tidak mampu mendidik dan mengasuh anak-anaknya dengan baik? Sebabnya karena ternyata suaminya pun sama saja kurang dalam pemahaman dan ilmu dunia maupun akhirat, sehingga tidak bisa memberikan nafkah batin untuk mendidik dan membimbing isterinya dalam akhlak dan ilmu agama. Tapi, yang paling besar pengaruhnya dalam perkembangan anak dalam sebuah keluarga adalah wanita/ibunya. Jika ibunya mengajari yang baik maka niscaya baik pula anak-anaknya. Nah, namun jika anaknya bejat, maka yang harus dipertanyakan adalah bagaimana ibunya (dan ayahnya tentu saja)?? Di mana peran ibunya, dididik tidak anaknya?? Dengan cara apa ia mendidik? Pengetahuan/ilmu apa yang diajarkan? Moral apa yang dicontohkan? Positif ataukah negatif? Semuanya saling berkaitan, tapi yang jelas jika kaum perempuan dalam suatu negara baik, maka akan menjadi baik pula negara itu, namun jika kaum wanitanya bejat, maka akan bejat pula negara tersebut. Karena sekali lagi, wanita adalah tiang negara.

Yang jelas terlihat dari kasus para PSK ABG (yang berstatus pelajar SMP itu) adalah mereka terjangkit dan menderita penyakit moral dan psikologis, atau dalam dunia psikologi dikenal dengan sebutan PATOLOGI. Dan nampaknya penyakit moral itu sangat jelas timbul akibat rapuhnya dan rusaknya moral dan spiritual mereka. Sehingga, sekarang jelas pula ternyata pembinaan moral, etika, dan spiritual terhadap manusia pada umumnya punya peran yang sangat penting. Jika manusia kurang bahkan tidak mengenyam pembinaan moral dan agama yang cukup, maka akibatnya seperti kelakuan para ABG tadi, masih hijau tapi perilakunya sudah sinting melebihi orang dewasa yang masih beradab.

Begitu terbuka mata saya akan realita dan fakta yang memprihatinkan tersebut, hikmahnya kini saya semakin bersyukur atas penjagaan Allah swt. terhadap diri saya. Meskipun saya tidak mendapatkan bimbingan dan pendidikan pesantren, tetapi setidaknya sejak dini, usia Sekolah Dasar, saya sempat mengikuti pendidikan dan pembinaan agama di taman pendidikan Al Qur’an (TPA). Dengan bekal pembinaan agama dari situ, saya akhirnya tertarik untuk memperdalam wawasan dan pengetahuan tentang agama melalui pendidikan formal di sekolah maupun melalui bahan bacaan. Paling tidak dengan bekal pembinaan agama dan moral dari situ, saya jadi memahami batasan, norma, dan adab pergaulan antara laki-laki dan perempuan yang ditetapkan dalam syariat. Dengan bekal itu pula, Allah swt rupanya telah mengasuh dan melindungi saya langsung di bawah pengawasan-Nya dari bahaya pergaulan bebas tanpa batas, sehingga saya lebih berhati-hati dalam melangkah. Jika tidak demikian, maka tidak menutup kemungkinan siapapun termasuk saya bisa terseret dalam perbuatan hina dan keji, seperti perilaku PSK ABG tadi, yaitu prostitusi, hamil di luar nikah, kumpul kebo, aborsi, dan kerusakan-kerusakan moral lainnya, yang terjadi akibat krisis moral dan “KUMAN” kurang iman.

Padahal dahulu, saat saya SMA, saya pribadi yang bukan berasal dari keluarga konglomerat, tapi secara tidak disengaja masuk juga dalam komunitas anak-anak orang kaya, seperti anak dokter, pengusaha, dll. Mereka hidup dengan fasilitas yang lebih baik, barang-barang yang mewah dan mahal, ke sekolah diantarkan mobil mewah, terus terang saya sempat kurang percaya diri tapi toh saya tidak tergoda untuk berperilaku seperti PSK ABG tadi! Bahkan tidak terlintas dalam pikiran untuk berbuat sehina dan sekeji itu! Jadi intinya, jika Allah swt memberikan perlindungan dan pemeliharaan pada kita, maka kita akan terhindar dari tindakan-tindakan hina dan keji seperti perzinaan, maksiat, dll.

Dan yang terpenting, kita harus menerima diri apa adanya dengan penuh rasa syukur, setidaknya jika Allah sudah memberi kita kesempatan hidup, dilahirkan di muka bumi, berarti Allah swt sudah menjadikan kita pemenang, karena dari puluhan juta sperma yang berenang di rahim ibu kita, cuma satu yang berhasil membuahi telur, dan lahirlah manusia. Jadi kitalah sang pemenang dan khalifah di bumi Allah swt ini. Bersyukur adalah kunci segala kebaikan! Jika kita bersyukur, maka maksiat NO WAY lah yau!!!!!!!!

Sebagai hasilnya, hidup di zaman globalisasi ini jadi malah membingungkan dan memiriskan, karena jika banyak wanita yang muda saja sudah berzina, maka pasti berzina itu ada pasangan zinanya. Otomatis banyak juga ya lelaki jalang/ lelaki pezina yang berkeliaran di bumi Allah swt.ini. (Dalam Islam mereka itu sesungguhnya hanyalah mayat-mayat hidup (zombie) yang gentayangan & berkeliaran yang seharusnya sudah mati karena hukum rajam).

Tapi, don’t worry be happy…… tenang saja soalnya Al Qur’an sudah menjamin ko, siapapun orangnya pezina laki-laki atau perempuan hanya akan mengawini pezina lagi, atau perempuan/laki-laki musyrik! Artinya yang sudah tidak virgin, ya jangan berharap bersanding dengan yang masih virgin! Jika merasa sudah merenggut sekian banyak kesucian perempuan, tidak tau malu namanya jika masih ingin menikahi virgin! Mungkin bisa saja ia membohongi pasangannya, tapi siapa tau jika ia pun ternyata sedang dibohongi juga???? (terbukti seperti yang saya tonton di acara uya kuya tadi sore (21 April 2010, dari pukul 17.30), ternyata pacar wanitanya yang mengaku padanya bahwa hanya ia pria satu-satunya pacarnya dan baru pertama berpacaran, eh ternyata realitasnya wanita itu punya tiga pacar dalam waktu yang bersamaan, akhirnya terbongkar deh kebohongan wanita itu! Ternyata sebelumnya lelaki itu tidak tau dan tidak sadar kalau sedang dibohongi juga! Makanya jujurlah saat mau menjalin hubungan! Kalau tidak saling jujur ya saling membohongi dan dibohongi deh! Sama-sama munafiqun dipasangkan dan dikumpulkan jadi satu deh! Jelasnya, mau bahagia ya jujur donk karena Kejujuran itu kunci kebahagiaan! Bagaimanapun sikapmu, yang pasti tetap saja Allah swt. itu Maha Mengetahui bahkan apapun yang manusia sembunyikan di hatinya, jadi tidak ada sulitnya sedikitpun bagi Allah swt. dalam memasangkan manusia sesuai tabiatnya!).

Makanya jargon yang paling ngetren dalam dunia Islam adalah begini: “anda bijak, jauhi zina!”

Jadi, ada satu hal yang penting untuk diingat, yaitu Ingat saja janji Allah swt. pasti benar adanya, pasti jadi kenyataan, karena Allah swt tidak pernah ingkar janji. aminnnnnnnnnnn…….
Dengan adanya kasus PSK ABG tadi, Akhirnya jelas sudah bahwa kondisi badan/anggota tubuh dan usia seseorang ternyata tidak bisa dijadikan ukuran apakah seseorang virgin atau bukan! Nampak normal-normal saja dan usia yang sangat muda belia, siapa yang bisa sangka kalau ternyata berprofesi ganda???? Penampilan fisik dan usia seseorang bukan ukuran apakah seseorang virgin atau bukan! Yang jadi ukuran hanyalah prinsip dan komitmen diri, apakah dia mau hidup suci dan memelihara kehormatan&kesuciannya ATAU hidup dalam kebebasan yang merajakan nafsunya dan meratukan syahwatnya!

Sebenarnya kasus perzinaan ini sudah diatur dalam Islam, jika orang termasuk ke dalam golongan yang memperturutkan nafsunya, lalu coba pikirkan, apa bedanya ia dengan binatang?? Di mana-mana binatang pasti hidup hanya dengan menuruti instingnya dan mengikuti nafsunya, mereka tidak bisa berpikir dan tidak memiliki aturan, tata krama, nilai-nilai, maupun norma, etika, dan moralitas. Tapi memang begitulah binatang, lumrah jika mereka terbiasa hidup dalam kehinaan (hanya memperturutkan nafsu) karena mereka tidak memiliki akal. Sementara manusia, mereka memiliki akal, lalu mengapa masih ada yang berkelakuan seperti perilaku binatang-binatang itu? Maka tentu saja kemungkinannya cuma ada dua, jika bukan karena ia tidak BISA menggunakan akalnya (kurang cerdas/bodoh), pasti karena ia tidak MAU menggunakan akalnya untuk berpikir dan bermoral sehingga wajar saja jika akhirnya kelakuannya jalang seperti binatang bahkan kadang lebih bejat dan lebih rendah daripada binatang, seperti contohnya pelaku perzinaan, hamil di luar nikah, aborsi, prostitusi, kumpul kebo, dll.

Oleh karena itu pula, sebenarnya Allah swt.sudah mengatur masalah perzinaan ini dalam Al Qur’an. Allah swt. telah melarang manusia untuk melakukan zina, bahkan untuk mendekatinya saja manusia telah dilarang. Sebenarnya hal ini diatur bukan tanpa alasan, karena seperti dipaparkan diatas, sudah jelas-jelas nyata, zina adalah serendah-rendahnya kelakuan, dan sejelek-jeleknya perbuatan, serta sekeji-kejinya akhlak.

“Janganlah engkau mendekati zina. Karena zina adalah suatu perbuatan yang keji, dan suatu jalan yang buruk.” (Qur’an, Al isra, 32)

Sesungguhnya ada alasan yang fundamental mengapa Allah swt menyuruh manusia untuk menjauhi zina. Alasannya tidak lain adalah karena Allah swt. bermaksud menyelamatkan dan melindungi manusia, agar derajat manusia tidak sama dengan binatang atau bahkan lebih hina dan lebih rendah dari binatang. Sehingga, berdasarkan tingkat ketaatannya pada Tuhan, akan ada dua golongan manusia di muka bumi ini. Jika manusia ternyata beriman, berakhlak baik, dan tidak berzina maka manusia itu bisa dipastikan memiliki kedudukan dan derajat yang tinggi di sisi Allah swt. dan tentu saja dalam pandangan Allah swt. ia lebih indah daripada bulan dan bintang, itulah gambaran manusia-manusia mukmin yang beriman dan berakhlak baik. Mereka itulah golongan manusia pertama.

Golongan ini mirip dengan karakter yang melekat pada seorang nabi yang paling rupawan yang keindahan raganya menyebabkan banyak wanita (terutama yang binal) tergila-gila, tergoda, dan bersedia menundukkan diri/menyerahkan diri untuknya, TETAPI pria ini tidak pernah membiarkan nafsunya menguasai dirinya, malah “pria gagah nan tampan” ini memilih untuk dimasukkan ke dalam penjara daripada harus dijerat wanita-wanita binal untuk berzina. Hal itu pria ini lakukan tidak lain karena hanya keimanan dan kehormatan/kesucian adalah “hasratnya”. Dan ibadah serta ketakwaan adalah “gelora jiwanya”. Dialah Yusuf as. ”Hamba Allah swt yang penyabar dan taqwa.”

“Aku mengontrol diri (tidak berlepas diri /membebaskan diri) dari (kesalahan) nafsu, karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qur’an, Surat Yusuf, 53)   


Nabi Yusuf as. inilah pria penyabar yang sepatutnya diteladani siapapun, meskipun ia super tampan dan dikelilingi rayuan/godaan wanita-wanita binal saja, ternyata bisa menahan diri dari dorongan nafsunya. Ternyata benar sekali bahwa Allah swt. selalu bersama orang-orang yang sabar, Allah sangat menyanyangi hamba-hamba-Nya yang penyabar, sehingga sebagai buktinya nabi Yusuf as. mendapatkan kedudukan yang mulia dan derajat keimanan yang tinggi di sisi Allah swt. Maka tidak salah lagi beliaulah manusia yang dipandang Allah swt. lebih indah dari bulan dan matahari. Inilah model manusia golongan pertama. Manusia mukmin yang takwa, yang keimanan terasa manis di hatinya, sehingga ia sangat mencintai keimanan dan sangat membenci kekafiran, kefasikan, & kemunafikan di sekitarnya.

“Akan tetapi Allah menjadikan kamu cinta pada keimanan, dan menjadikan iman itu indah di hatimu, serta menjadikan kamu benci pada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus.” (Qur’an, Al Hujurat, 7)

Sebaliknya, jika manusia ternyata tidak beriman, berakhlak jelek, dan gemar mengikuti nafsunya melalui zina dsb. maka sudah bisa dipastikan ia termasuk ke dalam golongan manusia-manusia hina yang derajatnya LEBIH RENDAH dari pada binatang ternak dalam pandangan Allah swt., seperti yang telah tersebut dalam Al Qur’an surat Al Furqon ayat 43-44. Golongan inilah yang termasuk ke dalam golongan manusia yang kedua. Golongan inilah yang dikemukakan dalam hadist Rasulullah saw.sebagai manusia yang telah dicabut rasa malunya oleh Allah swt., sehingga ia tidak ragu-ragu lagi berperilaku seperti binatang asalkan nafsunya terpuaskan.

“Sudahkah engkau melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya (keinginannya) sebagai tuhannya? Maka apakah engkau akan menjadi pelindungnya? Atau apakah engkau mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami? Mereka itu hanyalah seperti binatang ternak, bahkan lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu).” (Qur’an, Al Furqon, 43-44)

Golongan manusia yang perasaan malunya ini sudah dicabut oleh sang Khaliq, maka mereka akan bertindak semau mereka sendiri, perilakunya cenderung melampaui batas. Tapi ya tentu wajar saja jika mereka bertindak semaunya, wong mereka itu sudah tidak punya rasa malu lagi! Coba bandingkan dengan akhlaq Rasul, bagi para sahabat dan umatnya yang menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan, Rasul dianggap sebagai manusia yang paling baik sikapnya dan paling mulia akhlaqnya. Hal itu karena mereka tau betul bahwa Rasul adalah pria pemalu yang lebih besar perasaan malunya daripada gadis dalam pingitan.

Namun, rasa malu yang dimaksud di sini adalah perasaan malu jika ia berperilaku jalang, malu jika ia memperlihatkan auratnya pada orang lain yang tidak berhak, malu yang timbul jika ia membiarkan maksiat terjadi padahal ia mampu mencegahnya, malu jika ia mengkufuri nikmat Allah swt padahal semestinya ia bersyukur karena banyaknya karunia yang sudah diberi padanya, malu jika ia tidak sanggup memberi dan menolong orang yang datang untuk meminta pertolongan padanya, malu jika ia bermaksiat dan berbuat dosa serta durhaka pada Allah swt Sang Penciptanya, malu jika ia menganiaya dan berbuat zholim pada sesama manusia, dan malu jika ia menikmati, memakan, dan mengambil sesuatu yang bukan haknya, malu jika ia tidak mampu mengajak manusia pada kebenaran dan kebaikan, serta malu jika ia menjadi contoh yang negatif bagi orang lain. Itulah rasa malu yang ditemukan pada sosok manusia dan insan utama yang bernama Muhammad Rasulullah saw. Rasa malu yang tinggi nilainya.

“Sifat malu berasal dari keimanan, dan keimanan itu tempatnya di surga. Perkataan busuk berasal dari kebengisan tabi’at, dan kebengisan tabi’at tempatnya di neraka.” (HR. Al Bukhari dan At Tirmidzi)

Jadi, rasa malu yang dimiliki beliau, baginda Rasul, adalah rasa malu pada tempatnya, rasa malu yang menjauhkannya dari bermaksiat dan berbuat batil, serta rasa malu yang akhirnya mempercantik akhlaqnya, BUKAN rasa malu yang membuat manusia jadi tidak berkembang, misalnya karena merasa minder oleh penampilan fisiknya, atau malu karena kalah gengsi dengan orang lain, atau pun malu karena TAKUT dicela dan dihina orang lain disebabkan yang dicarinya hanya PAMOR DAN SIMPATI manusia semata bukan ridho dan rahmat tuhannya, Allah swt. Rasa malu Rasulullah tidak serendah dan sehina itu, tidak seperti rasa malunya para “coward”, para penakut, dan para pengecut, yang nyalinya langsung menciut jika dihadapkan dengan medan perjuangan, serta lari tunggang langgang menghindari medan jihad, dan lepas tangan memilih bersembunyi ketika harus membela yang benar/hak dan melindungi yang lemah, serta kabur kalang kabut mengkerut menghadapi tantangan dan rintangan yang muncul ketika keberanan, kebaikan, dan keadilan seharusnya ditegakkan.

Tidak sehina itu rasa malu Rasulullah saw. karena Rasulullah SAW. ialah seorang mujahiddin yang tangguh dan gagah berani, beliaulah pria tangguh, kesatria pemberani, penegak kebenaran dan keadilan, dan pahlawan sejati bagi para anak yatim dan orang miskin. Namun, karena keluhuran akhlaknya, tidak mengherankan jika para sahabatnya dulu menganggap Rasulullah lebih pemalu daripada gadis dalam pingitan.

Meski begitu Rasulullah Muhammad saw. beliaulah yang telah mengeluarkan umat manusia dari kegelapan menuju cahaya kebenaran, yang telah membuka lebar mata yang buta dan telinga yang tuli dari kebenaran, dan beliaulah yang telah memuliakan derajat kaum wanita, membebaskan manusia dari perbudakan, serta mengeluarkan manusia dari budaya jahiliyah yang hina dan rendah. Itu pulalah yang pada akhirnya menjadikan Rasulullah Muhammad sebagai insan yang paling tinggi derajatnya dan paling mulia kedudukannya di sisi Allah swt. dan tentu saja menjadikan beliau sebagai pemimpin orang-orang mukmin hingga akhir zaman.

“Sungguh telah datang kepada kalian, seorang Rasul (Muhammad) dari kalangan kalian sendiri, berat terasa olehnya penderitaan kalian, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagi kalian, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.” (Quran, At Taubah, 128)

Jika Rasul sedemikian mulianya akhlaqnya dan sebegitu indahnya perilakunya, serta sebegitu baiknya perangainya, maka coba bandingkan dengan para pelaku zina, prostitusi, kumpul kebo, aborsi, dan perilaku keji lainnya?? Pasti satu-satunya yang bisa disimpulkan adalah mereka para pelakunya itu tidak tau malu dan tidak punya malu.

Apa yang membuat mereka terjerat dalam perbuatan hina dan rendah? Yang pasti karena tidak punya malu. Apa yang menjadikan mereka memperturutkan nafsunya dan merajakan syahwatnya hingga perilakunya lebih jalang dan lebih rendah daripada binatang?? Pasti karena tidak punya rasa malu.

Jadi, jelas terbukti bahwa para pezina dan ahli maksiat adalah orang-orang yang sudah dicabut perasaan malunya oleh Allah swt. kemudian dalam hadist dijelaskan pula jika rasa malu dalam diri manusia sudah dicabut, maka Allah swt. akan mencabut pula sifat amanah dan rasa kasih sayang dalam hatinya. Sehingga, tidak mengherankan pula jika kemudian anda akan melihat pezina atau ahli maksiat sebagai orang yang tidak bisa dipercaya, dan tidak peka terhadap perasaan orang lain, serta cenderung gampang menyakiti perasaan dan melukai hati orang lain. Hal itu wajar pula karena memang rasa kasih sayang sudah dicabut dalam hatinya.

Orang seperti itu juga akan cenderung untuk tidak sensitif terhadap penderitaan orang lain, jadi tidak aneh jika melihat kesulitan dan penderitaan orang lain, reaksinya bukan membantu, menolong, dan meringankan bebannya, tapi malah menertawakannya atau mencaci makinya. Itulah gambaran dari orang-orang tidak tau malu yang ternyata sudah dicabut rasa kasih sayang dari hatinya itu oleh Sang Khalik, Allah swt.

Dan yang terakhir, disebutkan dalam hadist tersebut, jika sudah dicabut rasa kasih sayang dari hati seorang manusia, maka jadilah orang itu sebagai manusia terkutuk dalam penglihatan Allah swt. Manusia yang menyebabkan neraka jahim menjadi seburuk-buruknya tempat kembali baginya, dan mereka kekal di dalamnya untuk selama-lamanya.

Ketika hidup di dunia ia ingin hidup selamanya, was-was, gelisah, takut mati, dan melakukan apa saja agar panjang umurnya, bahkan ada yang berbuat musyrik dengan berobat ke dukun/paranormal agar sakitnya sembuh, namun akhirnya ajal menjemputnya juga, malaikat izrail mendatanginya juga, ruhnya lepas juga dari jasadnya yang menua, melemah dan merapuh, tetapi sebaliknya begitu dilemparkan ke neraka jahanam yang panas menyala, ia tidak akan pernah mati!!!!!!! Walaupun ia sangat berharap dan memohon-mohon untuk mati karena menderita oleh siksa dan azab pedih perih neraka yang tak henti-hentinya menyiksanya, namun penyesalan atas penderitaan panjang itu tidak akan ada gunanya lagi! Semuanya sudah terlambat!!!!!!!!!!.

Padahal sepanjang seribu tahun di dunia lamanya hanyalah “sehari” di kehidupan akherat. Merekalah manusia yang tidak mendapatkan petunjuk Allah swt, alias golongan manusia yang tersesat dan dimurkai Allah swt. Mereka itulah manusia-manusia yang merugi baik di kehidupan dunia maupun akherat. Naudzubillahi minzalik!!!!!!!!!!!!!

“Dan (ingatlah) pada hari (ketika) orang-orang zalim menggigit dua jarinya, (menyesali perbuatannya) seraya berkata, “Wahai sekiranya dulu aku mengambil jalan bersama Rasul, wahai celaka aku! Sekiranya (dulu) aku tidak menjadikan ‘si fulan’ sebagai kekasihku. Sungguh dia telah menyesatkan aku dari peringatan (Al Qur’an) ketika (Al Qur’an) itu telah datang kepadaku.” Dan setan memang penghianat manusia. Dan Rasul berkata, sesungguhnya kaumku telah menjadikan Al Qur’an ini diabaikan. Begitulah, bagi setiap nabi, telah Kami adakan musuh dari orang-orang yang berdosa. Tetapi cukuplah Tuhanmu menjadi pemberi petunjuk dan penolong.” (Qur’an, Al Furqon, 27-31)


Dan jika anda ingin tau di mana golongan-golongan manusia kedua ini ditemukan dalam zaman modern ini, selain pelaku-pelaku prostitusi, maka tidak ada salahnya jika anda coba tengok dan perhatikan segolongan orang yang gemar sekali berpacaran. Karena dari hasil survey serta riset para pakar kejiwaan/psikologi ternyata disebutkan bahwa bukan menjadi rahasia umum lagi jika aktivitas-aktivitas orang-orang yang berpacaran cenderung mengarah pada kisah cinta erotis, yang tidak bisa dipisahkan dari romantisme dan erotisme, seperti touching, kissing, hugging, dan petting ! naudzubillahi minzalik!!!!!!!!!!! Jadi, terbukti pula ya sekarang bahwa pacaran itu ternyata dekat sekali dengan zina. Pikir-pikir lagi kali ya, kalau mau melakukannya, apakah mau dipinang oleh pengikut setan yang cenderung mengikuti nafsu dan sudah dicabut rasa malu, sifat amanah, dan kasih sayang dari hatinya itu???

Jika sebagian ABG yang berpacaran itu sekarang masih ada yang berkilah bahwa perbuatan-perbutannya berupa touching, kissing, hugging, dan petting itu bukan zina, selama tidak berhubungan intim mereka menganggapnya bukan zina, apapun alasannya tapi ternyata dalam pandangan agama hal itu salah besar. Karena jika dua orang manusia lelaki dan perempuan bukan muhrim saling tertarik kemudian hanya berduaan dan memberi celah pada setan untuk menggoda masuk ke dalam rongga-rongga dada mereka, maka bisa dipastikan mereka tidak akan lepas dari zina.

“Telah tertulis atas anak Adam nasibnya dari zina. Akan bertemu dalam hidupnya, tidak bisa tidak. Maka kedua mata, zinanya adalah memandang. Kedua telinga, zinanya berupa menyimakdengarkan. Lisan, zinanya berkata. Tangan, zinanya menyentuh/meraba. Kaki, zinanya berjalan. Dan zinanya hati adalah ingin dan angan-angan. Maka akan dibenarkan/dilanjutkan oleh kemaluannya, atau didustakannya.” (HR. Muslim, dari Abu Hurairah)

Karena aktivitas-aktivitas pacaran itu tidak jauh-jauh dari romantisme dan erotisme, seperti touching, kissing, hugging, dan petting dll., sehingga, tidak mengherankan pula jika survey yang umumnya didata di kota-kota besar ini menyebutkan bahwa setiap tahun angka aborsi akibat kehamilan yang tidak diinginkan/hamil di luar nikah prosentasenya meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan fakta dan informasi yang dihimpun para pakar psikologi dan social tersebut, tentu saja merupakan suatu kekeliruan yang besar dan anda telah melakukan kesalahan yang besar jika anda menganggap para playboy dan playgirl yang sering bergonta-ganti pacar sebagai virgin! hehehe…. Itulah kenyataannya, jadi anda tidak perlu merasa kaget dan shok!!!! Buka mata dan buka telinga kata orang bijak, memang benar juga ya!

Oleh karena kecenderungan manusia yang gampang tergoda zina, Al Qur’an pun telah menyediakan sanksi yang pantas dan berhak diterima para pelaku zina ini. Dalam surat An Nur 2 telah disebutkan bahwa para pelaku zina ini berhak mendapat hukuman rajam (dilempari batu hingga meninggal), atau jika mereka belum menikah, ia wajib didera/dipecut sebanyak seratus kali dera sambil disaksikan oleh sekumpulan orang-orang mukmin. Bumi ini hanyalah milik Allah dan bumi ini ialah makhluk ciptaan Allah, sehingga demi terwujudnya kesejahteraan, kemakmuran, dan keamanan, maka bisa dipastikan hukum Allah-lah yang berhak, layak, serta sanggup/mampu mengatur kehidupan manusia di bumi dan kehidupan alam semesta raya ini, dengan begitu barulah keteraturan, ketertiban, kemakmuran, dan perdamaian akan tercipta di dalam alam semesta ini.
Jika bumi, bulan, planet-planet, bintang-bintang, dan galaksi-galaksi yang banyak saja bisa beredar di garis edarnya masing-masing dengan tertib dan berjalan dengan tertib karena memang diatur oleh hukum Allah swt., apalagi cuma kehidupan manusia, jika hukum Allah swt dalam Al Qur’an dan as sunnah itu yang dipatuhi, dijalankan, dan ditegakkan umat manusia, pasti keteraturan, ketertiban, kemakmuran, dan perdamaian akan terwujud dengan sangat mudah. Tapi kenyataannya, kebanyakan Al Qur’an malah diabaikan, dan hukum-hukum buatan manusia yang didahulukan.

Budaya zina yang rendah nilai moralnya itu, selain disebabkan oleh rendahnya kendali nafsu/syahwat, ada hal lain yang biasanya tidak bisa disangkal sebagai faktor pemicunya juga. Diantaranya adalah mudahnya arus pertukaran informasi dan nilai-nilai budaya asing yang terjadi akibat semakin canggihnya teknologi yang berkembang di era globalisasi ini, sedangkan hal itu tidak dimbangi dengan kematangan intelektual dan spiritual manusianya. Banyak pemuda pemudi yang pada akhirnya terpengaruh dan ikut-ikutan budaya asing yang terkadang mengandung nilai moral yang rendah, seperti pacaran, merayakan valentin, kumpul kebo, mabuk-mabukan, judi, pemakaian obat-obatan terlarang/illegal, dll. Di Barat pemuda-pemudi yang berpacaran biasanya tidak akan mengenal batas dan norma agama karena di sana memang menganut paham sekuler dan liberal/paham kebebasan, bahkan bagi yang berpacaran perayaan valentin dijadikan sebagai ajang untuk melepaskan kesucian/keperawanan seorang wanita, dan malah para pelakunya merasa bangga jika kesuciannya sudah dirampas oleh pacarnya. Memang aneh ya! Nauzubillahi minzalik.,..

Tentu saja budaya valentin dari Barat itu dalam kenyataannya malah bertolak belakang dengan ajaran Islam yang menjunjung tinggi penjagaan terhadap kesucian. Sementara, ajaran Islam mewajibkan para wanita untuk bisa menjaga aurat dan memelihara kesucian serta kehormatannya, sedangkan perayaan valentine yang notabene berasal dari budaya Barat itu malah punya nilai yang bersebrangan dan jauh berbanding terbalik dengan nilai-nilai yang diajarkan dalam Islam. Lalu jika pemuda pemudi bangsa ini ikut-ikutan, maka cuma satu kesimpulannya, bahwa mereka benar-benar tukang ikut-ikutan/bebek, tidak punya prinsip dan tidak punya jati diri. Lalu mau disebut apa lagi jika tidak begitu???

Coba bayangkan, untuk apa meniru-niru perilaku buruk orang lain kalau dirinya merasa punya prinsip sendiri? Untuk apa ikut-ikutan sikap negatif orang lain kalau dirinya merasa punya sikap sendiri? Untuk apa mengkopi perilaku rendahan orang lain kalau dirinya merasa punya jati diri yang khas, lebih baik, dan berbeda dengan orang lain? Jadi, jelas karena tidak punya jati diri itulah penyebab orang sering ikut-ikutan dan meniru perilaku orang lain, bahkan perilaku jeleknya sekalipun!

Maka, sebagai bangsa Timur yang merasa memiliki jati diri dan agama Islam, agama yang mengajak umatnya untuk berakhlak mulia, semestinya bangsa ini tidak perlu ikut-ikutan nilai budaya Barat yang berdampak negatif, seperti perayaan valentin, berpacar-pacaran, kumpul kebo, dan perilaku negatif lainnya. Itu pun jika kita merasa punya jati diri sebagai bangsa Timur!!! Karena tidak ada paksaan bagi siapapun, atas kesadaran sendiri saja.

Di Barat perilaku-perilaku negatif yang sudah marak seperti budaya pacaran, valentine, zina, prostitusi, kumpul kebo, dan sejenisnya, sebenarnya terjadi akibat pelakunya itu kurang menghargai kesakralan pernikahan. Namun, mengapa mereka tidak menghargai kesakralan pernikahan dan mengapa mereka tidak memandang suci pernikahan? Jawabannya sudah pasti karena mereka beraliran sekuler dan liberal/bebas. Freedom yang mereka dengung-dengungkan itu mengakibatkan mereka merajakan kebebasan, termasuk kebebasan nafsu/syahwat, dan meratukan kehidupan serba boleh yang menghalalkan serta membolehkan segalanya yang menyenangkan nafsu (budaya hedonis).

Sementara dalam ajaran Islam, adanya adab pergaulan antara laki-laki dan perempuan atau pelarangan pacaran/mendekati zina, sebenarnya bukan merupakan pembatasan. Sesungguhnya Islam tidak melarang laki-laki dan perempuan untuk bergaul bersama, bahkan Islam menganjurkan mereka bergaul sedekat-dekatnya, seintim-intimnya, namun harus disertai tanggung jawab, dan pergaulan yang bertanggung jawab itu dinamai sebagai pernikahan. Namun, jika belum sanggup menikah, ya jangan bergaul dekat dulu, jika mengaku sebagai manusia yang punya akal, ya harus punya rem!

Dalam Islam pernikahan itu dianggap sebagai hal yang sakral, dan mengandung nilai ibadah. Dengan menikah seseorang bisa terhindar dari bahaya negatif pacaran, valentine, zina, prostitusi, kumpul kebo, dan perilaku-perilaku keji sejenisnya.

Jadi, Pernikahan Islami itu mengubah kekejian menjadi kesucian, merubah yang haram menjadi halal, merubah maksiat menjadi ibadat, dan merubah kebebasan menjadi tanggung jawab. Dan karena mengandung nilai ibadah, maka dengan menikah seseorang juga telah membuka ladang pahala yang besar di dalam rumahnya. Maka, jika orang sudah masuk usia dewasa dan telah mampu memegang tanggung jawab lahir batin, maupun materil, maka Islam menganjurkan untuk segera menikah, namun jika orang itu misalnya belum sanggup secara materi, maka Islam menganjurkan untuk berpuasa. Berpuasa sambil menyiapkan kesanggupan diri dan menunggu waktunya berbuka, dengan mengisinya dengan hal-hal yang positif dan bermakna, dan menghindari perilaku-perilaku negatif/keji. Sehingga, jika tiba waktunya bagi dirinya untuk berbuka, akan semakin terasa betapa nikmatnya karunia Allah swt.baginya …………

“Adapun orang yang melampaui batas dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sungguh, nerakalah tempat tinggalnya. Dan adapun orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sungguh, surgalah tempat tinggalnya.” (Qur’an, An Nazi’at, 37-41)

By. THE TRUTH LOVER, EY























. .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar